Chapter 8 : Pengantar Filsafat Manusia
Filsafat Manusia
Filsafat Manusia adalah suatu cabang dari Filsafat yang mengupas tentang arti menjadi
manusia.
Filsafat Manusia termasuk dalam kajian Ontologi atau Metafisika
Filsafat Manusia biasa disebut juga, Antropologia Metafisika atau Psikologi
Metafisis
Manusia adalah mahluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya.
Inti Pokok FIlsafat Manusia
Kasdin Sitohang: mengatakan bahwa ada 2 inti pokok dalam mempelajari Filsafat Manusia,
yaitu :
- Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia
- Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Fungsi dari keberadaan manusia di dunia.
Aspek Filsafat Manusia
Ada 3 aspek dalam memahami hakekat manusia, yaitu :
- Ekstensif (luas jangkauannya), meliputi pembahasan yang berhubungan dengan Sifat, Gejala, Kegiatan, dan segala sesuatu yang meyangkut pada segala bidang.
- Intensif (mendalam), meliputi pembahasan yang mengarah pada intisari dari manusia.
- Kritis(sikap dasar filsafat), upaya untuk mendapatkan sari-sari yg penting dari kenyataan
atau pengalaman hidup.
Sisi Filsafat Manusia
Memandang manusia bisa dilihat dari dua sisi, yaitu :
- Eksternal, melihat manusia dari sisi Tubuh yang sifatnya materi.
- Internal, melihat manusia dari sisi Jiwa atau Rohani, dan kesadaran
Metode Filsafat Manusia
Metode Kritis
Melakukan kegiatan kritis dari pendapat para filusuf tentang manusia.
Biasanya dengan metode ini tidak membawa ke arah pemahaman yang
benar-benar positif.
Metode Analitika Bahasa
Bertitik tolak pada penggunaan bahasa sehari-hari dengan menyelidiki
hubungan bahasa dengan pikiran, dan kegunaan bahasa dalam ilmu
pengetahuan dan filsafat.
Metode Fenomenologi
Metode ini berusaha untuk menemukan kembali pengalaman asli dan
fundamental melalui beberapa langkah, yaitu, fenomena hanya diselidiki
sejauh disadari secara langsung, dan fenomena diselidiki sejauh merupakan
bagian dari dunia yang dihidupi sebagai keseluruhan.
Metode Metafis dan Spiritual:
Metode ini menelusuri manusia dari sisi yg ada di balik yg kelihatan, yg
menetukan eksistensi manusia
Metode Refleksi, Analisa Transendental dan Sintesis
Metode ini menelusuri manusia secara utuh tanpa melupakan keragaman
aspek-aspeknya.
CIRI KHAS MANUSIA
Ciri fisik
Sikapnya yang tegak sehingga membebaskan tangan untuk melakukan
eksplorasi dan manipulasi
Jari-jari tangan yang mudah bergerak serta kemampua lengan bergerak
memutar
Otak dan kepala yang besar serta sistem syaraf yang lebih sempurna dari
mahluk lain
Manusia mempunyai alat berupa bahasa untuk menyebarkan
kebudayaannya
Manusia mempunyai daya cipta yang bisa berulang, dan ciptaannya bisa
kompleks sifatnya.
Manusia mahluk sosial dan politik
Hanya manusia yang sadar akan sejarah dan mempunyai tradisi
kebudayaan yang terus menerus
Manusia mempunyai apresiasi estetik
Manusia mempunyai hati nurani
Manusia adalah mahluk yang religius
WATAK MANUSIA DAN MASYARAKAT
Thomas Hobbes (1588 – 1679)
Manusia merupakan mahluk yang jahat (Homo Homini Lupus)
sehingga harus diatur oleh hukum dan pemerintahan yang tak dapat
digulingkan (Leviathan)
Sifat dasar manusia adalah bersaing, agresif, loba, anti sosial dan
bersifat kebinatangan.
Negara berfungsi untuk menyatukan manusia untuk tidak saling
memebunuh.
Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778)
Manusia merupakan mahluk baik, masyarakat yang membuat
manusia jahat (mementingkan diri sendiri dan bersifat merusak)
Negara berfungsi untuk memungkinkan manusia untuk mendapatkan
kembali sifat kebaikannya yang asli.
Ciri Khas Manusia Sebagai Makhluk Hidup
Asimilasi, yaitu berkembang dan mengembangkan diri dengan
mengubah yang dimakan dan dicerna menjadi substansinya sendiri.
Memperbaiki dan memulihkan, yaitu mengerjakan dari substansinya
sendiri, dari dalam dirinya, dari apa yang dibuat oleh organismenya.
Mereproduksi, yaitu kemampuan untuk melipatgandakan diri,
membuat dalam dirinya bibit yang akan menjadi mahluk hidup baru.
Responsif, yaitu kemampuan merespon stimulus yang diberikan
padanya oleh alam sekitarnya, ( daya adaptasi).
Punya tujuan, yaitu kemampuan menentukan tujuan. Manusia
punya tujuan hidup dan untuk mencapainya mereka memanfaatkan
apa yang ada disekitarnya dengan menggunakan ilmu dan alat.
Manusia sebagai Mahluk Hidup
Mahluk hidup secara esensial adalah sesuatu yang
menyempurnakan dirinya sendiri (otoperfektif), dia
berkemampuan untuk bergerak sendiri, tumbuh dan
berkembang.
Mahluk hidup mempunyai suatu kesatuan yang dinamis
dan yang menstrukturkan sumber pertama dari
aktifitas-aktifitas yang beraneka ragam dan terkoordinir
pada setiap mahluk hidup.
Kesatuan substansial dan dinamis itu yang
mengkoordinasikan dan “menstrukturkan” merupakan
dinamisme yang mengakibatkan dia berbuat dan
mencoba merealisasikan idenya sebagai “subjektivitas”.
Manusia sebagai Mahluk Hidup
Mahluk hidup tersusun dari bagian-bagian yang mempunyai ciri khas bahwa
mereka bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang terstruktur,
mempunyai fungsi tertentu, semua bagian saling bergantung, sehingga
mahluk hidup adalah suatu keseluruhan yang berhirarki dan tersusun.
Dapat disimpulkan bahwa mahluk hidup punya 2 unsur yang esensial,
pertama, keseluruhan yang berorgan dan tersusun, yang dinamakan badan.
Kedua, kesatuan substansial yang disebut jiwa. Kedua bersatu dan dikenal
dengan nama mahluk hidup, satu substansi walaupun tetap berbeda dan dari
kodrat yang berlainan.
Definisi tentang mahluk hidup, yaitu suatu substansi natural yang terbentuk
dari badan dan jiwa, dari keseluruhan yang berorgan dan kesatuan
fundamental, dari suatu struktur indrawi dan subjektifitas metaindrawi.
Beberapa konsep tentang “Jiwa”
Jiwa adalah suatu elemen yang indrawi, halus, panas
dan dinamik seperti nafas dan darah yang terdapat
dalam organisme secara total atau definitif.
Peranan Jiwa sebagai kesatuan substansial dan
metafisika. Jiwa adalah menstrukturkan dan
menyatukan. Jiwa bukan suatu keseimbangan
harmonis dari organisme itu, melainkan keseluruhan
kegiatan “sinergis” yang hanya mampu dilakukan
mahluk hidup.
Jiwa merupakan unsur pokok yang pertama, jiwa harus
menjadi prinsip hidup, prinsip kesadaran, interioritas,
pemikiran dan kebebasan.
Konsep Jiwa
Plato mengatakan jiwa merupakan satu substansi yang
eksistensinya mendahului badan, yang untuk sementara
waktu tertutup didalam badan seperti layaknya sebuah
penjara bagi jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang ”ada” dan
badan adalah sesuatu ada yang lain (dualisme).
Aristoteles mengatakan Jiwa dan Badan merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan yang
menyatu dan dikenal sebagai mahluk hidup. Jiwa dan
badan merupakan 2 unsur esensial yang saling
melengkapi dalam satu substansi yang sama (monisme).
Gagasan tentang Jiwa menghadapi 2
keberatan
Dewasa ini kehidupan dapat dibuat di
laboratorium, ini membuktikan bahwa
mahluk hidup hanya tersusun dari
unsur-unsur indrawi dan fisik.
Ahli biologi dan psikologi menjelaskan
pembentukan dan tingkah laku mahluk
hidup tanpa menggunakan gagasan tentang
jiwa yang dapat merugikan
penyelidikan-penyelidikan mereka.
Struktur Jiwa
Jiwa menurut Whitehead punya struktur yang sifatnya hierarkis dimana taraf
yang tertinggi diduduki oleh taraf rasional, dalam melaksanakan tugasnya
taraf ini didukung oleh taraf-taraf lain seperti taraf organik (benda mati),
taraf vegetatif (tumbuhan) taraf sensitif (binatang). Taraf yang rendah
mempunyai fungsi saling berhubungan dan mendukung taraf tertinggi yaitu
taraf rasional.
Taraf organik (benda mati) sifatnya statis tidak memperkenalkan unsur baru yang
muncul dari keinginan mewujudkan cita-cita pribadi.
Taraf vegetatif (tumbuhan) lebih menunjukkan aktifitas jiwa yang efektif dengan
adanya unsur pembaharuan (adaptasi dengan lingkungan).
Taraf sensitif (binatang) sudah muncul kesadaran akan diri dan lingkungan,
bersamaan dengan kemampuan analisis terhadap pengalaman-pengalaman fisik.
Taraf rasional terjadi pembaruan terus menerus yang menjadi begitu efektif di
dalam sejarah kehidupan manusia, karena dalam diri manusia ada kesadaran
intelektual yang punya kemampuan sangat efektif untuk menyederhanakan
pengalaman dan memberi tekanan kepada segi yang dianggap penting sambil
menyingkirkan yang dianggap tidak relevan.
Karakter Spesifik Badan Manusia
Badan itu tidak berada diluar intimitasi kita
secara total dan juga tidak sama secara
sempurna dengan keakuan kita yang paling
dalam; bahwa dia tidak merupakan suatu
objek saja maupun suatu subjektivitas semata.
Badan itu harus didefinisikan berhubungan
erat dengan dunia dan partisipasinya dengan
jiwa, sehingga yang akan dibicarakan adalah
badan hidup pada umumnya.
Mahluk Hidup Mengatasi Batas-batas
“Ketubuhannya”
Dispersi, yaitu mahluk hidup selalu berusaha untuk
mempertahankan kesatuannya yang dapat membedakannya dari
semua yang lain dan menjadi suatu individu.
Mahluk hidup berusaha mengatasi kepasifan tubuh. Manusia
berusaha beradaptasi, bereproduksi, bekerja demi kelangsungan
hidupnya, namun mereka tidak bisa mempercepat atau
memperlambat eksistensinya, seperti tubuh makin tua yang lama
kelamaan menimbulkan ketidakmampuan.
Mahluk hidup mengalami keterbatasan, dimana setiap mahluk
hidup tidak pernah menjadi dirinya secara total dan sempurna dan
tidak pernah mencapai keadaan yang dicita-citakannya.
KESALAHTAFSIRAN TENTANG TEORI EVOLUSI
Teori evolusi tidak berarti semua bentuk yang hidup itu
cenderung mengarah kepada manusia, atau akan
berubah menjadi jenis lain.
Teori evolusi berbeda dengan darwinisme. Darwinisme
adalah suatu penjelasan bagaimana satu jenis dapat
muncul dari jenis lain.
Teori evolusi bukan keterangan tentang watak dan asal
dari kehidupan itu sendiri tetapi tentang proses
perubahan.
Teori evolusi tidak seharusnya mengingkari agama atau
kepercayaan kepada Tuhan.
PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
BARAT
TIMUR
Pengetahuan
Mengutamakan akal sebagai alat
penalaran dan memperoleh
pengetahuan.
Abstraksi sangat penting dalam
memahami hidup.
Pengetahuan.
Pengetahuan berguna untuk
menguasai dunia.
Mengutamakan hati yang
merupakan alat pemersatu akal
dan intuisi atau intelegensi dan
persaan.
Menekankan pada simbol yang
sifatnya kongkret.
Pengetahuan berguna untuk menjadi
bijaksana dalam menghadapi
hidup yang sulit.
Sikap terhadap Alam
Mempunyai motivasi untuk
menguasai alam, karena
manusia barat berjarak dengan
alam.
Muncul eksploitasi dan ekspansi
Menghormati alam karena
menganggap alam dan manusia
merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan (holistik)
Muncul harmonisasi
PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
Cita-cita hidup
Manusiia barat mempunyai
sikap aktif, mereka aktor
dari kehidupan dan terus
berpetualang dalam
hidupnya
Nilai tertinggi dalam hidup
datang dari dalam,
menerima keadaan,
mengumpulkan
pengalaman,
mengintegrasikan diri dan
waktu demi
kesempurnaannya
Status persona
Menghargai hak individu
sehingga membentuk
pribadi yang percaya diri,
terus terang, relistis, dan
“berani menjadi”
Keberadaan manusia baru
berarti apabila ia tidak
memisahkan diri dari
masyarakat dan berpikir
secara sosial-kolektif.
PERSAMAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
Mengakui adanya suatu yang absolut yang
merupakan sumber dari segala sesuatu
(penyebab pertama)
Sama-sama menghadapi pertanyaan dasar
tentang manusia dan mempunyai wawasan
yang sama tentang dimana manusia dapat
menemukan pemenuhannya
Filsafat Manusia adalah suatu cabang dari Filsafat yang mengupas tentang arti menjadi
manusia.
Filsafat Manusia termasuk dalam kajian Ontologi atau Metafisika
Filsafat Manusia biasa disebut juga, Antropologia Metafisika atau Psikologi
Metafisis
Manusia adalah mahluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya.
Inti Pokok FIlsafat Manusia
Kasdin Sitohang: mengatakan bahwa ada 2 inti pokok dalam mempelajari Filsafat Manusia,
yaitu :
- Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia
- Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Fungsi dari keberadaan manusia di dunia.
Aspek Filsafat Manusia
Ada 3 aspek dalam memahami hakekat manusia, yaitu :
- Ekstensif (luas jangkauannya), meliputi pembahasan yang berhubungan dengan Sifat, Gejala, Kegiatan, dan segala sesuatu yang meyangkut pada segala bidang.
- Intensif (mendalam), meliputi pembahasan yang mengarah pada intisari dari manusia.
- Kritis(sikap dasar filsafat), upaya untuk mendapatkan sari-sari yg penting dari kenyataan
atau pengalaman hidup.
Sisi Filsafat Manusia
Memandang manusia bisa dilihat dari dua sisi, yaitu :
- Eksternal, melihat manusia dari sisi Tubuh yang sifatnya materi.
- Internal, melihat manusia dari sisi Jiwa atau Rohani, dan kesadaran
Metode Filsafat Manusia
Metode Kritis
Melakukan kegiatan kritis dari pendapat para filusuf tentang manusia.
Biasanya dengan metode ini tidak membawa ke arah pemahaman yang
benar-benar positif.
Metode Analitika Bahasa
Bertitik tolak pada penggunaan bahasa sehari-hari dengan menyelidiki
hubungan bahasa dengan pikiran, dan kegunaan bahasa dalam ilmu
pengetahuan dan filsafat.
Metode Fenomenologi
Metode ini berusaha untuk menemukan kembali pengalaman asli dan
fundamental melalui beberapa langkah, yaitu, fenomena hanya diselidiki
sejauh disadari secara langsung, dan fenomena diselidiki sejauh merupakan
bagian dari dunia yang dihidupi sebagai keseluruhan.
Metode Metafis dan Spiritual:
Metode ini menelusuri manusia dari sisi yg ada di balik yg kelihatan, yg
menetukan eksistensi manusia
Metode Refleksi, Analisa Transendental dan Sintesis
Metode ini menelusuri manusia secara utuh tanpa melupakan keragaman
aspek-aspeknya.
CIRI KHAS MANUSIA
Ciri fisik
Sikapnya yang tegak sehingga membebaskan tangan untuk melakukan
eksplorasi dan manipulasi
Jari-jari tangan yang mudah bergerak serta kemampua lengan bergerak
memutar
Otak dan kepala yang besar serta sistem syaraf yang lebih sempurna dari
mahluk lain
Manusia mempunyai alat berupa bahasa untuk menyebarkan
kebudayaannya
Manusia mempunyai daya cipta yang bisa berulang, dan ciptaannya bisa
kompleks sifatnya.
Manusia mahluk sosial dan politik
Hanya manusia yang sadar akan sejarah dan mempunyai tradisi
kebudayaan yang terus menerus
Manusia mempunyai apresiasi estetik
Manusia mempunyai hati nurani
Manusia adalah mahluk yang religius
WATAK MANUSIA DAN MASYARAKAT
Thomas Hobbes (1588 – 1679)
Manusia merupakan mahluk yang jahat (Homo Homini Lupus)
sehingga harus diatur oleh hukum dan pemerintahan yang tak dapat
digulingkan (Leviathan)
Sifat dasar manusia adalah bersaing, agresif, loba, anti sosial dan
bersifat kebinatangan.
Negara berfungsi untuk menyatukan manusia untuk tidak saling
memebunuh.
Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778)
Manusia merupakan mahluk baik, masyarakat yang membuat
manusia jahat (mementingkan diri sendiri dan bersifat merusak)
Negara berfungsi untuk memungkinkan manusia untuk mendapatkan
kembali sifat kebaikannya yang asli.
Ciri Khas Manusia Sebagai Makhluk Hidup
Asimilasi, yaitu berkembang dan mengembangkan diri dengan
mengubah yang dimakan dan dicerna menjadi substansinya sendiri.
Memperbaiki dan memulihkan, yaitu mengerjakan dari substansinya
sendiri, dari dalam dirinya, dari apa yang dibuat oleh organismenya.
Mereproduksi, yaitu kemampuan untuk melipatgandakan diri,
membuat dalam dirinya bibit yang akan menjadi mahluk hidup baru.
Responsif, yaitu kemampuan merespon stimulus yang diberikan
padanya oleh alam sekitarnya, ( daya adaptasi).
Punya tujuan, yaitu kemampuan menentukan tujuan. Manusia
punya tujuan hidup dan untuk mencapainya mereka memanfaatkan
apa yang ada disekitarnya dengan menggunakan ilmu dan alat.
Manusia sebagai Mahluk Hidup
Mahluk hidup secara esensial adalah sesuatu yang
menyempurnakan dirinya sendiri (otoperfektif), dia
berkemampuan untuk bergerak sendiri, tumbuh dan
berkembang.
Mahluk hidup mempunyai suatu kesatuan yang dinamis
dan yang menstrukturkan sumber pertama dari
aktifitas-aktifitas yang beraneka ragam dan terkoordinir
pada setiap mahluk hidup.
Kesatuan substansial dan dinamis itu yang
mengkoordinasikan dan “menstrukturkan” merupakan
dinamisme yang mengakibatkan dia berbuat dan
mencoba merealisasikan idenya sebagai “subjektivitas”.
Manusia sebagai Mahluk Hidup
Mahluk hidup tersusun dari bagian-bagian yang mempunyai ciri khas bahwa
mereka bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang terstruktur,
mempunyai fungsi tertentu, semua bagian saling bergantung, sehingga
mahluk hidup adalah suatu keseluruhan yang berhirarki dan tersusun.
Dapat disimpulkan bahwa mahluk hidup punya 2 unsur yang esensial,
pertama, keseluruhan yang berorgan dan tersusun, yang dinamakan badan.
Kedua, kesatuan substansial yang disebut jiwa. Kedua bersatu dan dikenal
dengan nama mahluk hidup, satu substansi walaupun tetap berbeda dan dari
kodrat yang berlainan.
Definisi tentang mahluk hidup, yaitu suatu substansi natural yang terbentuk
dari badan dan jiwa, dari keseluruhan yang berorgan dan kesatuan
fundamental, dari suatu struktur indrawi dan subjektifitas metaindrawi.
Beberapa konsep tentang “Jiwa”
Jiwa adalah suatu elemen yang indrawi, halus, panas
dan dinamik seperti nafas dan darah yang terdapat
dalam organisme secara total atau definitif.
Peranan Jiwa sebagai kesatuan substansial dan
metafisika. Jiwa adalah menstrukturkan dan
menyatukan. Jiwa bukan suatu keseimbangan
harmonis dari organisme itu, melainkan keseluruhan
kegiatan “sinergis” yang hanya mampu dilakukan
mahluk hidup.
Jiwa merupakan unsur pokok yang pertama, jiwa harus
menjadi prinsip hidup, prinsip kesadaran, interioritas,
pemikiran dan kebebasan.
Konsep Jiwa
Plato mengatakan jiwa merupakan satu substansi yang
eksistensinya mendahului badan, yang untuk sementara
waktu tertutup didalam badan seperti layaknya sebuah
penjara bagi jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang ”ada” dan
badan adalah sesuatu ada yang lain (dualisme).
Aristoteles mengatakan Jiwa dan Badan merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan yang
menyatu dan dikenal sebagai mahluk hidup. Jiwa dan
badan merupakan 2 unsur esensial yang saling
melengkapi dalam satu substansi yang sama (monisme).
Gagasan tentang Jiwa menghadapi 2
keberatan
Dewasa ini kehidupan dapat dibuat di
laboratorium, ini membuktikan bahwa
mahluk hidup hanya tersusun dari
unsur-unsur indrawi dan fisik.
Ahli biologi dan psikologi menjelaskan
pembentukan dan tingkah laku mahluk
hidup tanpa menggunakan gagasan tentang
jiwa yang dapat merugikan
penyelidikan-penyelidikan mereka.
Struktur Jiwa
Jiwa menurut Whitehead punya struktur yang sifatnya hierarkis dimana taraf
yang tertinggi diduduki oleh taraf rasional, dalam melaksanakan tugasnya
taraf ini didukung oleh taraf-taraf lain seperti taraf organik (benda mati),
taraf vegetatif (tumbuhan) taraf sensitif (binatang). Taraf yang rendah
mempunyai fungsi saling berhubungan dan mendukung taraf tertinggi yaitu
taraf rasional.
Taraf organik (benda mati) sifatnya statis tidak memperkenalkan unsur baru yang
muncul dari keinginan mewujudkan cita-cita pribadi.
Taraf vegetatif (tumbuhan) lebih menunjukkan aktifitas jiwa yang efektif dengan
adanya unsur pembaharuan (adaptasi dengan lingkungan).
Taraf sensitif (binatang) sudah muncul kesadaran akan diri dan lingkungan,
bersamaan dengan kemampuan analisis terhadap pengalaman-pengalaman fisik.
Taraf rasional terjadi pembaruan terus menerus yang menjadi begitu efektif di
dalam sejarah kehidupan manusia, karena dalam diri manusia ada kesadaran
intelektual yang punya kemampuan sangat efektif untuk menyederhanakan
pengalaman dan memberi tekanan kepada segi yang dianggap penting sambil
menyingkirkan yang dianggap tidak relevan.
Karakter Spesifik Badan Manusia
Badan itu tidak berada diluar intimitasi kita
secara total dan juga tidak sama secara
sempurna dengan keakuan kita yang paling
dalam; bahwa dia tidak merupakan suatu
objek saja maupun suatu subjektivitas semata.
Badan itu harus didefinisikan berhubungan
erat dengan dunia dan partisipasinya dengan
jiwa, sehingga yang akan dibicarakan adalah
badan hidup pada umumnya.
Mahluk Hidup Mengatasi Batas-batas
“Ketubuhannya”
Dispersi, yaitu mahluk hidup selalu berusaha untuk
mempertahankan kesatuannya yang dapat membedakannya dari
semua yang lain dan menjadi suatu individu.
Mahluk hidup berusaha mengatasi kepasifan tubuh. Manusia
berusaha beradaptasi, bereproduksi, bekerja demi kelangsungan
hidupnya, namun mereka tidak bisa mempercepat atau
memperlambat eksistensinya, seperti tubuh makin tua yang lama
kelamaan menimbulkan ketidakmampuan.
Mahluk hidup mengalami keterbatasan, dimana setiap mahluk
hidup tidak pernah menjadi dirinya secara total dan sempurna dan
tidak pernah mencapai keadaan yang dicita-citakannya.
KESALAHTAFSIRAN TENTANG TEORI EVOLUSI
Teori evolusi tidak berarti semua bentuk yang hidup itu
cenderung mengarah kepada manusia, atau akan
berubah menjadi jenis lain.
Teori evolusi berbeda dengan darwinisme. Darwinisme
adalah suatu penjelasan bagaimana satu jenis dapat
muncul dari jenis lain.
Teori evolusi bukan keterangan tentang watak dan asal
dari kehidupan itu sendiri tetapi tentang proses
perubahan.
Teori evolusi tidak seharusnya mengingkari agama atau
kepercayaan kepada Tuhan.
PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
BARAT
TIMUR
Pengetahuan
Mengutamakan akal sebagai alat
penalaran dan memperoleh
pengetahuan.
Abstraksi sangat penting dalam
memahami hidup.
Pengetahuan.
Pengetahuan berguna untuk
menguasai dunia.
Mengutamakan hati yang
merupakan alat pemersatu akal
dan intuisi atau intelegensi dan
persaan.
Menekankan pada simbol yang
sifatnya kongkret.
Pengetahuan berguna untuk menjadi
bijaksana dalam menghadapi
hidup yang sulit.
Sikap terhadap Alam
Mempunyai motivasi untuk
menguasai alam, karena
manusia barat berjarak dengan
alam.
Muncul eksploitasi dan ekspansi
Menghormati alam karena
menganggap alam dan manusia
merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan (holistik)
Muncul harmonisasi
PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
Cita-cita hidup
Manusiia barat mempunyai
sikap aktif, mereka aktor
dari kehidupan dan terus
berpetualang dalam
hidupnya
Nilai tertinggi dalam hidup
datang dari dalam,
menerima keadaan,
mengumpulkan
pengalaman,
mengintegrasikan diri dan
waktu demi
kesempurnaannya
Status persona
Menghargai hak individu
sehingga membentuk
pribadi yang percaya diri,
terus terang, relistis, dan
“berani menjadi”
Keberadaan manusia baru
berarti apabila ia tidak
memisahkan diri dari
masyarakat dan berpikir
secara sosial-kolektif.
PERSAMAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
Mengakui adanya suatu yang absolut yang
merupakan sumber dari segala sesuatu
(penyebab pertama)
Sama-sama menghadapi pertanyaan dasar
tentang manusia dan mempunyai wawasan
yang sama tentang dimana manusia dapat
menemukan pemenuhannya
Komentar
Posting Komentar