Chapter 6 : Kesesatan

Kesesatan
Fallacia adalah kesalahan pemikiran dlm logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yg tidak sehat. Kesalahan fakta: Presiden AS Barack Obama lahir di Indonesia. Ahmad lahir dg bintang gemini, maka hidupnya penuh dg persoalan.
Kesalahan penalaran:
Klasifikasi: kesesatan formal dan kesesatan informal.
Kesesatan formal: pelanggaran tdhp kaidah logika, mis. Semua penodong berwajah seram. Semua pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah penodong. Apa yg dilanggar?
Kesesatan informal: menyangkut kesesatan dlm bahasa. Mis. kesesatan diksi. Contoh sbb:
-Penempatan kata depan yg keliru: Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan.
-Mengacau posisi subjek atau predikat: Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
-Ungkapan yg keliru: Pencuri kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu yang lalu
-Amfiboli: sesat krn struktur kalimat bercabang. Mis. Anto Anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.
-Kesesatan aksen/prosodi: sesat karena penekanan yg salah dlm pembicaraan. Mis. Ada aturan ‘Anda tdk boleh ganggu anak tetangga’. Nah Pak Budi bukan tetangga anda. Maka anda boleh mengganggu anaknya.
-Kesesatan bentuk pembicaraan:sesat karena org menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Mis. Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri.
-Kesesatan aksiden:  aksidental dikacaukan dg hal yang hakiki. Mis. Sawo matang adalah warna. Org Indonesia itu sawo matang. Maka, Org Indonesia itu adalah warna.
-Kesesatan karena alasan yang salah: Konklusi ditarik dr premis yg tak relevan.
KESESATAN PRESUMSI
Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dg dosen tsb.
Analogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dg membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka krn ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab krn ia merdeka.
Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti org baik. Andi pasti orang baik.
Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.
MENGHINDARI PERSOALAN
Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya krn ia bekas narapidana.
Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
Argumentum ad misericordiam: Seorg terdakwa meminta keringanan hukuman krn mengaku punya banyak tanggungan.
Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror org lain.
Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
Argumen utk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
Non causa pro causa: Org sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sbg penyebabnya.
KESESATAN RETORIS
Eufemisme/disfemisme: Pembangkang yg dianggap benar disebut reformator. Bila tdk disenangai maka disebut anggota pemberontak.
Penjelasan retorik: Dia tidak lulus krn tidak teliti mengerjakan  soal.
Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
Innuendo: Sy tdk mengatakan makanan tdk enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok?
Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
Downplay: Jangan anggap serius omongannya krn dia hanya buruh bangunan.
Hiperbola: membesarbesarkan.
Pengandaian bukti: studi menunjukkan.
Dilema semu: Tamu yg menolak kopi, langsung disuguhi sirup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Thales

Prologue